26 September, 2008

Kejamnya Dunia

Kalau lagi iseng, misalnya lagi ngantre di pasar swalayan, kadang-kadang saya beli tabloid gosip, misalnya News of the World, yang isinya kadang-kadang mencengangkan. Pada suatu hari misalnya ada berita: Salah seorang artis (bekas artis?) terpergok sedang menjual rambutnya karena kehabisan duit!

Nama mantan artis itu adalah Corey Haim. Mungkin Anda yang remaja di tahun 80-an mengenal nama ini. Dia waktu itu adalah seorang aktor muda yang tentu saja tampan yang diharapkan dapat menggantikan peran Tom Cruise sebagai artis idola. Beberapa filmnya juga sempat beredar di Indonesia, kalau gak salah misalnya berjudul The Lost Boys. Pokoknya lumayan ngetop deh!

Kembali ke cerita asal. Menurut berita tersebut si Corey ini saking bangkrutnya bahkan memotong rambutnya sendiri untuk kemudian dijual melalui situs lelang e-bay! Nah lo, dulu orang yang sangat terkenal, sekarang jatuh miskin sehingga harus melakukan hal semacam itu!

Dunia memang kejam. Contoh lain misalnya penyanyi rap MC Hammer, yang sangat mendunia di tahun 90-an dengan lagu-lagunya misalnya U Can't Touch This, sekarang jatuh miskin dan menjadi peminta-minta!

Bekas petinju yang terkenal sebagai si Raja Beton, Mike Tyson, sekarang juga sudah terpuruk dan berencana membintangi film porno untuk menyambung hidupnya. Terus the king of pop Michael Jackson yang albumnya Thriller menjadi album paling laku sedunia sampai sekarang, dikabarkan menjual tanah hiburannya yang bernama Neverland!

Kalau diamat-amati, kebanyakan mereka bangkrut karena salah memilih teman. Si oknum teman ini kadang-kadang menjerumuskan mereka ke investasi yang salah atau ke gaya hidup yang foya-foya, lalu kemudian ditipu ataupun memang proyeknya tidak membawa untung. Setelah bangkrut, para teman gadungan ini kemudian meninggalkan si artis dalam kesendirian (dan kemiskinan)! Padahal kalau mereka hidup sederhana saja, mereka bisa hidup layak sampai meninggal gak perlu kerja.

Perhitungannya begini: gaji seorang sarjana S1 di Amrik rata-rata $50.000 setahun. Atau kalau lulusan S2 taruhlah $100.000/tahun. Nah, si artis ini, misalnya dia punya duit $10juta, dia bisa hidup ala lulusan S2 selama 100 tahun ongkang-ongkang! Atau dia bergaya S1, bisa ongkang-ongkang 200 tahun!

Karena dia foya-foya, atau karena memilih teman yang salah, dia bisa bangkrut, dan ya itu tadi, mempermalukan diri sendiri. Dunia memang kejam!

18 September, 2008

Orang Bule Yang Aneh, 2

Saya punya temen satu lagi yang aneh, namanya Charles (tidak perlu disebutkan nama belakangnya). Dia sudah agak berumur, mungkin di atas 50 tahun. Single, pekerjaannya gak jelas, tapi rumahnya cukup besar.

Apa yang membuatnya aneh? Ternyata dia sangat menggemari Indonesia. sudah berkunjung beberapa kali ke Indonesia dan mengenal (hampir) semua orang Indonesia di Durham dan sekitarnya. Saya kenal dia juga karena dia yang email duluan ngajakin ketemu--entah darimana dia mendapatkan email saya. Bahkan dia juga kenal dekat dengan seorang lulusan UNC (University of North Carolina at Chapel Hill) yang sekarang jadi salah satu direktur di Ditjen Pajak!

Dia sering mengundang kami orang-orang Indonesia ke rumahnya, dan memasak masakan Indonesia: gulai, sate, opor, krupuk udang, sambel. Bukunya juga banyak yang berbahasa Indonesia, juga koleksi kaset dan videonya. Foto-foto karyanya juga bagus, seperti karya para fotografer profesional. Bahkan dia juga menjadi pemain gamelan di grup gamelan UNC. Aneh bukan? Saya aja yang orang Indonesia asli gak bisa main gamelan.

Yang paling kami senengin adalah dia ini suka traktir makan. Bener-bener traktir ala Indonesia, alias dia yang bayar! Biasanya kami makan di restoran China all-you-can-eat. Lumayanlah nambah-nambah gizi!

Sayangnya dia juga gak punya keluarga alias sorangan wae. Ketika saya tanyakan kenapa gak berkeluarga (karena kita udah dekat, jadi nanyain yang begini boleh aja), dia jawab: tahu gak kamu apa penyebab perceraian? Dia jawab sendiri: penyebab perceraian adalah karena adanya pernikahan! Karena gak mau bercerai, makanya saya gak menikah, begitu katanya, entah bercanda entah gak.

Saya tidak tahu mengapa dia gemar berteman dengan orang-orang Indoneisa dan punya banyak informasi mengenai Indonesia.

Sampai sekarang saya masih saling email dengannya. Dan sampai sekarang pun saya gak tahu apa kerjaan dia. Tapi dalam hati saya menduga dia ini adalah agen CIA! Siapa tahu dia tugasnya adalah mengamati (alias memata-matai) orang-orang Indonesia di Amrik! Dan mungkin dia saat ini sedang membaca blog ini!

Pokoknya, trims pak Charles telah berteman dengan kami selama ini!

Orang Bule Yang Aneh

Saya punya teman, namanya Patrick (gak usah disebutin nama belakangnya, ntar dia baca blog ini kan repot). Dia orang bule turunan Irlandia. Lulusan S2 komputer Duke. Waktu itu bekerja di Sony Eriksson di Durham, itu lo yang bikin ponsel. Kenapa dia aneh?

Begini ceritanya: orang ini masih bujang tapi umurnya saya ga tau, mungkin sekitar 30tahun. Saya tanya tahun berapa dia lulus S2-nya, dia gak mau jawab. Saya udah lupa kenalnya di mana, pokoknya dia bukan teman kuliah. Jadi ngobrol punya ngobrol, dia ngajakin saya makan siang. Hm, rada aneh bukan, cowok gak ada angin gak ada hujan, kok ngajakin makan siang bareng, di tempat gaul lagi, di Franklin Street, dekat kampus University of North Carolina (UNC), tempat pebasket Michael Jordan dulu kuliah. Saya sih iya iya aja, tapi kok dia 'gencar' banget! Dalam hati saya rada curiga jangan-jangan ini cowok sejenis dengan 'Ryan'. Saya sudah keluarkan berbagai macam jurus alasan. Alasan pamungkas yang terakhir: saya hari Jumat depan mau nganterin istri senam hamil! Padahal bohong, karena hari itu saya gak ada kegiatan, terus iseng-iseng ke kampus berdua istri muter-muter. Eh, ndilalahnya kok di kampus ketemu si Patrick! Wah, tertangkap basah nih! daripada saya ak-uk, ya udah saya kenalin aja istri saya ke dia. Aman..

Akhirnya, malah dia ngajakin kami berdua makan siang kapan-kapan. Ya sudah pada hari H-nya, kita bertiga jadi deh makan siang di Franklin Street itu. Melihat kegencaran dia ngajakin makan siang itu, saya menduga dia akan mentraktir saya. Ternyata saya salah saudara-saudara! Waktu bon datang, seperti kebiasaan orang ditraktir, saya 'berpura-pura' akan keluarin dompet sambil berharap dicegah. Ternyata dia tidak mencegah saya: ternyata memang BS-BS. Ya udah, makan saya sama istri digabung saya bayar, makanan dia, dia yang bayar! La tahu gitu gak pesen makanan yang mahal! Lagipula kalau mau BS-BS ngapain dia getol banget ya ngajakin makan bareng?. Ternyata dia memang gak ada tujuan apa-apa, cuman suka berteman aja. Ya syukur kalo begitu..

Beberapa bulan kemudian, saya dikabarinya bahwa dia akan pindah ke China. Lha ngapain, kata saya. Ya pingin suasana baru aja, sambil bertualang. Waduh, aneh banget ini orang. Udah kerja enak-enak di Sony Eriksson, kok malah pindah ke China. Dan di China dia kerjaannya ternyata jadi dosen Bahasa Inggris di salah satu universitas di sana! Dan masih membujang sampai sekarang. Aneh bukan?

Jangan Sakit di Amrik..


Salah satu bahan kampanye presiden amrik yang bisa membuat orang mencoblos atau tidak calon tersebut adalah bagaimana sang calon membuat kebijakan mengenai kesehatan, tepatnya bagaimana dia akan menentukan policy terhadap ongkos kesehatan warganya, apakah dia akan menentukan biaya asuransi yang murah buat manula atau membuat program asuransi bersifat nasional macam medicare atau medicaid. Bagi kita di Indonesia mungkin kebijakan kesehatan menjadi pertimbangan yang ke-247!

Apa pasal? Ternyata memang ongkos berobat di sini muahal! Karena mahal itulah, maka setiap orang diwajibkan mempunyai asuransi kesehatan, sebab kalo tidak, bisa-bisa dia wasalam sebelum waktunya!

Istri saya waktu itu sebelum brangkat ke amrik sudah hamil dan direncanakan melahirkan di sini. Sebelum dia nyusul saya, saya sudah mengemail ke perusahaan asuransi--namanya Blue Cross Blue Shield (BCBS)--apakah biaya melahirkan dicover oleh asuransi keluarga yang preminya $1.900/tahun itu. Setelah dijawab ya, baru istri saya impor ke sini. Untunglah, saya ikut asuransi keluarga ini, walaupun terus terang agak mahal, dan pakai uang sendiri lagi! Kalau tidak, tentu gawat. Coba bayangin, sekali kontrol kehamilan biayanya $95, belum kalau termasuk obat. Ongkos melahirkan nyaris $2.000. Ongkos kontrol dokter anak tiap kunjungan $105, padahal namanya anak bayi kan kunjungan rutin sifatnya wajib, belum lagi kunjungan tak rutin kalau badannya anget (dan kayaknya cukup sering, dasar bayi Indonesia, kayaknya kedinginan di sini!)

Yang paling berasa keuntungan ikut asuransi adalah waktu istri saya di-opnamne di RS dan harus nginep selama tiga minggu karena sakit paru-paru (mungkin karena kedinginan?). RS-nya adalah Duke University Medical Center (DUMC, yakni seperti RSCM-nya UI--foto terlampir). Anda bisa tebak berapa biayanya? Tidak kurang dari $30.000! Bayangin nyaris rp 300 jeti saja! Setiap kali tagihan RS datang tiap minggu, dan kalau digabung bisa memenuhi satu document holder sendiri, saya tidak henti-hentinya bilang syukur ngikut asuransi! Kalau saya tidak ikut asuransi, bisa-bisa saya jual celana!

Kalau sudah begitu, kebayang hujan emas di negeri sendiri: ongkos badan meriang murah, bahkan gak perlu ke dokter cukup kerokan aja! Keseleo? Tinggal panggil tukang urut! Atau spesialis anak ongkosnya di bawah 100ribu. Bahkan, kalaupun sakit berat, belum tentu harus mondok di RS. Masih ada pengobatan alternatif! Enak bukan?

14 Mei, 2008

Yang Murah, Yang Mahal...

Saya paling mangkel kalo ketemu sama orang Jepang atau Korea. Bukan karena mereka sombong --bahkan mereka orang yang ramah banget, hanya jarang ngobrol karena keterbatasan bahasa-- tapi karena secara gak sadar mereka membuat saya seakan berasal dari negeri yang miskin banget!

Misalnya, pada suatu hari salah seorang Jepang, sebut saja namanya Akiko, bilang: wah, baju di sini murah-murah ya! Saya jawab: kenapa? Jawabnya: lha ini, masak jaket sebagus gini cuman $65 harganya? Gedubrak!! Jaket $65 dibilang murah? Asem! Lha bagi saya itu kan nyaris 650 ribu rupiah! Hm, baju jaket yang sekualitas itu buatan Bandung palingan cuman 150 rbu perak! Tak usye ye!

Atau suatu hari temen Korea saya bilang: yuk, kita main golf di sini, biayanya murah. Ketika saya tanya berapa, dia jawab sekali main $30. Weleh-weleh, murah kok $30. Bisa nangis dia kalo saya ceritain berapa tunjangan beasiswa saya selama sebulan! Alhasil, sama si Korea itu akhirnya saya main tenis saja. Lapangannya gratis, bolanya awet!

Saya juga paling 'kesel' kalo jalan-jalan di toko suvenir universitas. Memang harus diakui bahwa barang-barang yang dijual di sana memang cakep-cakep. Kaos, topi, baju anak, bolpen, perlengkapan olahraga, buku-buku yang semuanya membuat ngiler, harganya juga nauzubillah! Misalnya kaos basket Duke (termasuk tim basket yang legendaris di amrik sini), harganya bisa mencapai $90! Celana pendeknya cuma $30 saja. Terus jam tangan sekitar $200. Bahkan potongan lapangan basket pun dijual, kalo gak salah yang segede batu bata harganya $90. Hm, ngapain juga beli potongan lantai lapangan!

Yang paling bikin gemes istri saya adalah kaos anak-anak. Memang lucu sih, tapi harganya sama sekali tidak lucu: satu pasang kaos dan celana $60 saja. Padahal paling juga cuman dipake 3 bulan, wong pasti cepat kekecilan! Yang murah sih ada, misalnya gantungan kunci (ya iyalah!), magnet kulkas (terang aja wong buatan Cina!) dan barang-barang yang kecil lainnya.

Alhasil, kalo saya sudah ngiler pingin beli kaos-kaos maut tersebut, terpaksa saya nungguin kalo lagi sale. Biasanya sih pas winter. Saat orang lain gak ada yang beli kaos tangan pendek (meraka pada beli sweater yang sialnya keren-keren juga, harganya sekitar $80), saya beli kaos pendek. Bukan untuk dipake tentunya (karena kan dingin banget), tapi untuk pameran kalo udah pulang ke Indonesah. Lumayan, dapat korting sampai 50%!

Taktik mencari korting memang harus dilakukan kalo mau ngirit. Soalnya kalo pas korting memang harga diturunkan gila-gilaan. Misalnya menjelang musim dingin, kaos-kaos tangan pendek yang harganya sekitar $20 sebiji, bisa didapatkan dengan harga $5 saja. Giliran musim panas, jaket-jaket dijual banting harga. Saya pernah ngincer sebuah jaket kulit domba, tapi harganya kemahalan. Jaket itu mulai nongol pas winter, harganya $120. Hm, agak mahal! Setiap kali lewat di toko, saya liatin terus sambil ngiler dan berdoa, semoga gak ada yang beli sampai musim berikutnya. Alhamdulillah doa saya terkabul, akhirnya jaket idaman tersebut dapat ditebus dengan harga $40 saja, setelah nunggu kira-kira 4 bulan sejak nongol di toko. Orang sabar disayang Tuhan!